Februari, 20, 2014 |by Hardi Prasetiyo | Post in Berternak Kenari
Istilah F adalah kependekan dari filial, yang berarti
peranakan/keturunan. Dalam dunia breeding (bukan cuma kenari) huruf f
biasanya diikuti dengan angka untuk pencatatan silsilah keturunan suatu
perkawinan silang.
Beberapa penghobi termasuk saya masih bingung dengan istilah F1, F2,
F3, dan AF. Istilah “F” ini secara kasar dapat dikatakan sebagai
“keturunan”. Bila “F1” berarti “keturunan kesatu”, bila “F2” berarti
“keturunan kedua”, demikian pula seterusnya (red: setahu saya dalam
pelajaran bilogi genetika memang seperti itu pengertiannya).
Tetapi ternyata tidak demikian didalam dunia perburungan. di suatu
daerah ternyata istilah “F2” adalah kenari hasil perkawinan F1 dengan
F1. Di Yogyakarta pada khususnya “F2” berarti kenari hasil perkawinan F1
dengan jenis indukan F1 tersebut. Misalnya betina F1, hasil perkawinan
Yorkshire jantan dengan betina lokal, dengan Yorkshire.
Pada kesimpulannya, sayapun juga bingung mana yang benar, mana yang
salah. Akhirnya saya tidak terfokus pada istilah, tetapi saya berfokus
pada mutu keturunan. Inipun saya anggap masih menjadi misteri, keturunan
atau kenari jenis apakah yang cocok dengan lomba di tanah air. Tetapi
beberapa jenis kenari hasil persilangan Yorkshire dengan lokal telah
membuktikan prestasinya. Apakah kita akan berhenti di sini? Saya pribadi
menjawab: Tidak Akan Pernah? Beberapa bulan terakhir ini saya berpikir
perlunya darah atau dapat dikatakan jenis atau dalam bahasa inggrisnya
disebut dengan istilah strain. Semestinya kita punya strain kenari khas
Indonesia, seperti halnya bagaimana orang Amerika menemukan jenis kenari
baru yang mereka sebut American Singer Canary, hasil persilangan antara
Border dan Harzer.
Di lomba Indonesia dewasa ini dituntut lagu yang indah, volume yang
keras, panjang napas yang mendukung, gaya yang menawan dan kerajinan
bernyanyi. Penilaian saya kenari tersebut tidaklah berukuran besar,
karena pengalaman mengatakan burung yang besar kurang rajin bernyanti.
Sedangkan burung yang kecil kurang menawan dilihat dan para papburi
mania menghakimi volumenya kalah dengan jenis yang lebih besar. Sehingga
harusnya kenari ideal Indonesia adalah antara kenari jenis kecil dan
jenis besar.
Kita ketahui jenis kecil terbagi dari colorbred canary (masyarakat
menyebutnya kenari holland, yang membuat saya bingung karena lahirnya di
Indonesia alias pribumi tetapi warganegara holland dan kenari jenis
tersebut adanya tidak hanya di Holland serta yang menemukannya juga
bukan orang Holland!), Waterslager, Harzer, Lizard, Gloster, Taiwan,
Fusan (Cina). Jenis besar dapat dikatakan terdiri dari: Yorkshire,
Crested, Lancashire, Norwich, Border, Scotch Fancy, Belgi Bossu. Selain
itu terdapat jenis Frill atau bulu balik dan variannya yang antara lain:
Parisian Frill, Paduan Crested Frill, Fiorino, North/South Dutch Frill.
Serta jenis-jenis kenari yang jarang atau belum dikenal masyarakat kita
seperti Munchener, Japan Hoso dan lain-lain.
Dari gambaran jenis-jenis kenari di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa jenis kecil akan disilangkan dengan jenis besar, kita
sudah dapat membaca jenis apa yang akan disilangkan, mengambil
keunggulan ini untuk menutup kelemahan ini, dan lain-lain. Yang menjadi
kebingungan saat ini adalah jenis apa yang harus disilangkan? Tentunya
hal ini akan terjawab dengan eksperimen, teknik try and error harus
dilakukan karena bukankan berbuat salah adalah manusiawi.
Pertama-tama yang perlu dipahami mengenai “F” sendiri bisa diartikan
sebagai keturunan. Jika demikian F1 berarti merupakan keturunan ke-1
sedangkan F2 adalah keturunan ke-2 dan begitu seterusnya. Namun tidak
semua keturunan yang dihasilkan oleh sepasang indukan kenari dapat
dikatakan demikian, simbol “F” ini dapat digunakan jika hasil
keturunannya di dapat dari persilangan kenari, yang artinya adalah
berasal dari perkawinan silang antara kenari dengan jenis yang berbeda.
Jika dimulai dari hukum dasar maka F ini sebenarnya berasal dari
hasil perkawinan antara sepasang indukan. Jadi mungkin gambarannya
adalah begini :
P (parental) x P (parental) = F1 (ini berlaku dalam sistem hybrid ataupun perkawinan sesama jenis).
Dari teori diatas dapat diturunkan lagi menjadi sebuah “Family Tree”
yang berasal dari indukan sesama jenis (misal yorkshire x yorkshire)
ataupun beda jenis (misal yorkshire x lizard, waterslager x blackthroat)
sehingga menghasilkan F1 atau keturunan pertama. Tentu saja F1 dari dua
contoh perkawinan tersebut menghasilkan sifat genetika yang berbeda.
Secara umum F2 akan membawa sifat yang lebih random dalam perkawinan
hybrida.
Namun istilah F sendiri masih terbilang rancu dan kurang spesifik
dalam ranah peternakan kita sehingga kadang membuat orang bingung.
Misalnya saja F1 dihasilkan dari perkawinan antara kenari yorkshire
dengan kenari lokal dan F2 dihasilkan dari perkawinan kenari yorkshire
dengan F1.
1. Perkawinan kenari yorkshire dengan kenari lokal (kenari besar dengan kenari kecil) menghasilkan F1
2. F2 dihasilkan dari perkawinan antara kenari yorkshire (indukan dari F1) dengan kenari F1
3. Hasil dari perkawinan antara kenari F2 dengan kenari indukan kenari
F1 menghasilkan keturunan ke 3 atau yang disebut dengan F3. Sumber lain
mengatakan bahwa kenari F3 dapat dihasilkan dari perkawinan sesama
keturunan F2
4. F4 dihasilkan dari kenari F3 yang dikawinkan dengan salah satu induk dari F2
5. Keturunan F4 jika dikawinkan dengan sesama keturunan F4 akan
menghasilkan F5. Keturunan ke 5 atau F5 bisa juga dihasilkan dari
perkawinan antara F3 dan F4
6. Jika keturunan F5 dikawinkan dengan induk dari keturunan F4 maka akan
menghasilkan F6 dan inilah yang disebut sebagai fixed strain
7. Sebagai tambahan, jenis keturunan yang sering disebut AF sebenarnya
asing ditemui dalam istilah biologi dan bahkan mungkin tidak ada. Namun
sudah terlanjur beredar umum dan setidaknya perlu dijelaskan bahwa
kenari AF dihasilkan dari keturunan Filial F1/F2/F3 (bukan jenis fixed
strain) dikawinkan dengan kenari lokal atau kenari non fix strain dalam 3
tingkatan ke depan. Dengan kata lain perkawinan sesama non fix strain
akan menghasilkan keturunan yang disebut AF.
Catatan: (indukan tidak hanya/harus dari kenari yorkshire saja
melainkan dari semua jenis kenari, semisal: lanchasire, border, roller,
gloster dll dengan acuan rumus keturunan yang sama pula). Selain itu
untuk menciptakan jenis baru tidak hanya mengacu hanya sampai F6 saja
melainkan tergantung dari target dan variabelnya.
Fixed strain sendiri dijelaskan sebagai suatu sifat permanen yang
melekat pada kenari. Dengan fixed strain ini maka akan didapat
sifat-sifat permanen yang meliputi volume suara, bentuk dan warna. Jika
selama ini kita sering mendapati kenari F1 dengan postur yang
berbeda-beda itu dimungkinkan karena belum adanya fixed strain.
Final Strain, Static Strain dan Degradation
Anggaplah saja kita berandai-andai seperti ini, jika yorkshire
dikawinkan dengan lokal (ys x lokal) maka sebutan yang umum untuk hasil
keturunannya adalah F1 ys. Kita berandai bahwa F1 ys ini mewarisi 50%
sifat dari ys dan selanjutnya F2 mewarisi 70%-75% sifat ys sedangkan F4
mewarisi lebih dari 90% sifat ys. Kita akan mendapat static strain atau
jenis statis jika perkawinan sesama F4 terjadi atau dengan kata lain F4 x
F4. Jika F6=final strain maka dengan kata lain F6 itu bisa disebut
sebagai jenis baru kenari.
Dalam perkembangannya peternak sering mengawinkan secara monohibrid
yang misalnya saja F1 dikawinkan dengan F1. Adapun keterangan untuk
menanggapi hal tersebut adalah sebagai berikut :
• Jika F1 x F1 maka istilah umumnya anakannya akan disebut AF dimana hereditas fenotipe dari indukannya akan berkurang.
• Jika F1 disilangkan dengan lokal maka istilah keturunannya akan
disebut sebagai lokal super dimana degradasi sifat dari indukannya akan
semakin terlihat.
• Jika lokal super disilangkan dengan lokal maka anakannya akan disebut sebagai lokal.
Dilema Nama Keturunan Perkawinan Kenari
Saat ini yang menjadi banyak perdebatan adalah soal perkawinan
monohibrid dimana sesema kenari yang belum final strain dikawinkan.
Misalnya saja tentang masalah nama dari keturunan F1 x F1, beberapa
pendapat mengemukakan bahwa hasil dari perkawinan itu disebut AF. Dengan
kata lain perkawinan sesama jenis non fix strain disebut AF. Asumsi ini
diperkuat dengan teori gen hereditas fenotipe yang semakin luntur jika
sesama non fix strain dikawinkan, selain itu filial dari fixed strain
(contoh yorkshire) (F) yang berada di depan biasanya adalah sebagai
pengangkat pamor dan dianggap lebih tinggi. Namun beberapa sumber juga
mencatat bahwa F1 x F1 disebut F2, ini didasarkan pada F yang berarti
Filial bersifat turun temurun, terus mana yang benar?
Beberapa peternak senior mengatakan kepada saya bahwa janganlah kita
terlalu mempermasalahkan hal ini sebab di Indonesia sendiri masih dalam
taraf setengah jalan yang artinya untuk menamai keturunan tersebut
diperlukan pembuktian rantai keturunan secara rinci dan detail seperti
halnya di luar negeri. Adapun beberapa asumsi dan kerancuan yang teramat
sangat membingungkan yang berkembang di kalangan peternak dan penghobi,
contohnya adalah seperti ini:
• F1 x F1 = AF11. Ini dikarenakan F belum merupakan final strain
sehingga asumsinya adalah hasil perkawinan tersebut disebut AF. Angka
sebelas/11 menunjukkan bahwa itu adalah hasil perkawinan antara sesama
keturunan pertama. Jadi F2 x F2 = AF22 dst.
• Kenari disilangkan dengan blacktroat sehingga anakannya disebut
blacken, kenapa tidak biasa disebut sebagai F1? ini dikarenakan karena
pada perkembangannya peternak sering menyilangkan kenari yang sudah
fixed strain ataupun belum fix strain dengan blackthroat. Jika F1 ys x
blackthroat maka anakannya akan disebut apa?
• Mengawinkan sesama kenari yang belum fix strain namun berbeda jenis.
Misalnya saja hasil perkawinan antara yorkshire x lokal dikawinkan
dengan hasil perkawinan lizard x waterslager, disebut apakah anaknya?
• F1 ys x lizard, anakannya disebut apa?
• Ys x lokal = F1 lokal?
Untuk menjawab pertanyaan yang belum bisa dijawab secara rinci, lebih baik kita jangan dipusingkan dengan itu.
Setiap peternak memberi nama keturunannya dikarenakan untuk
membuktikan silsilah dari keturunan tersebut. Jika kita adalah seorang
peternak yang menekuni bidang fix strain maka bisa jadi kita bisa
membuktikan rantai regenerasi secara rinci, namun jika tidak maka asumsi
yang beredar di masyarakat sekarang toh tidak seratus persen salah.
Jadi setiap peternak wajib mempertanggungjawabkan hasil dari ternakannya
yang kemudian dapat menunjukkan mana indukannya. Karena kita selama ini
mengacu kepada pendekatan gen dominan dari indukan fixed strain maka
dalam perjalanannya jika menyilangkan sesama non fixed strain akan
terjadi kerancuan yang telah kita alami sekarang.
Jadi akan lebih baik kita melihat secara nyata tentang masalah
kualitas si burung itu sendiri yang meliputi postur, suara dan karakter.
Perbedaan Kenari YS, Holland, AF, F1, F2
Kenari Yorkshire umumnya kita kenal dengan jenis kenari yang besar
dan panjang, yang merupakan trah asli import (belanda/england).
Holland = agak susah membedakan karena mirip dengan lokal (segala aspek).
AF merupakan silangan (vs) F1 dengan lokal (untuk turunan pertama).
F1=YS vs lokal
F2=YS vs F1
F3=YS vs F2.
Untuk sertifikat = Nggak ada. Cuma semua kenari import di bekali Ring
Import. Dan Turunannya di indonesia tergantung breeder nya mau pakai
Ring atau Tidak.
Untuk yang ring import-pun, tidak ada standard baku/pasti akan ukuran YS
asli itu sendiri (kadang ada yang super besar dan ada yang kecil). Jadi
turunannya pun tidak bisa dibakukan/dipastikan.
Semua tergantung dari penilaian kita sendiri. ada penjual yang
mengatakan lokal super itu =F1, dan macam-macam. Hampir 75% penjual
melakukan kesalahan dalam bertransaksi.
Jadi intinya, kita lihat burungnya apakah termasuk YS, F1, F2, F3, AF, jika kita yakin dan cocok, baru transaksi. (post/hrd)
Home »
Berternak Kenari
» Jenis Keturunan Burung Kenari
0 comments:
Post a Comment